Sunday 6 November 2011

Khutbah Idul-Adha “Ibadah Yang Ikhlas”



Khutbah Idul-Adha pada pagi hari ini mengulas sekitar tentang ibadah yang ikhlas, Firman Allah : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia. kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku. QS. 51 : 56.
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Tapi, pada kenyataannya makhluk yang bernama : jin dan manusia sedikit sekali yang mau taat beribadah dengan ikhlas kepada Allah. Sedangkan makhluk-makhluk lainnya selain jin dan manusia, baik yang berada di langit maupun yang di bumi, semuanya taat beribadah dengan ikhlas dan bertasbih ( mengucapkan : Subhanallah ) kepada Allah. sebagaimana dijelaskan di dalam Al Qur’an :
Tidakah kamu tahu bahwa Allah, kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi, dan juga burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui cara sholatnya dan tasbihnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. QS. 24 : 41
ألم تر أن الله يسبح له من في السماوات والأرض والطير صافات كل قد علم صلاته وتسبيحه والله عليم بما يفعلون
Hadirin Rohimakumullah, Ibadah yang diperintahkan Allah khususnya kepada makhluk manusia terbagi kepada tiga bagian :

1.       Ibadah Qolbiyah. (Ibadah – Hati) QS. 2 : 256
Barangsiapa yang tidak percaya kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang Amat kuat.
 لا إكراه في الدين قد تبين الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها والله سميع عليم
Dengan cara :
- Tutup pintu hati, jangan sampai masuk macam-macam ajaran. Kecuali hanya ajaran Islam (Tauhid).
- Tetap mantap ber-iman kepada Allah dan kepada Al Qur’an

2.       Ibadah- Lisaniyah. (Ibadah - Lisan) QS.3:110
Kamu sekalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤمنون وأكثرهم الفاسقون
Praktiknya : Selalu melakukan (tidak bosan) Amar- Ma’ruf dan Nahi- Munkar

3.       Ibadah Jawarihiyah. (Ibadah - Anggota Badan) QS. 59 : 7
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
 ما أفاء الله على رسوله من أهل القرى فلله وللرسول ولذي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل كي لا يكون دولة بين الأغنياء منكم وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا واتقوا الله إن الله شديد العقاب
Pelaksanaannya :
- Yaitu taat dan ikhlas mengerjakan perintah Allah dan Rosul-Nya.
- Meninggalkan semua larangan Allah dan Rosul-Nya


Hadirin Rohimakumullah, Itulah 3 macam ibadah yang telah dijelaskan di dalam Al Qur’an ( Yaitu ibadah - Qolbiyah, ibadah - lisaniyah dan ibadah - jawarihiyah ). yang bisa mengantarkan ibadah seseorang mencapai derajat taqwa. Demikianlah tuntunan Al Qur’an.

Namun di akhir zaman, terutama di Indonesia, di plosok manapun, semakin langka mencari pembimbing yang ihklas ke- arah ibadah yang targetnya menuju taqwa. Memang, para intelektual Muslim dan para Kyai bertambah; lembaga lembaga pendidikan Islam yang mencetak kader cendekiawan bermunculan, pondok- pesantren bertebaran di setiap tempat, namun hasilnya belum banyak dirasakan oleh umat. Kenapa ??? Karena kurang subumya ruh- ikhlas.

Hadirin Rohimakumullah, Tepat kiranya disampaikan peringatan Rosulullah SAW dihadapan para Shohabatnya yang berbunyi :
1.       Sesungguhnya yang paling aku takuti sesuatu yang menimpa umatku adalah para imam (tokoh-tokoh agama yang menyesatkan. HR Imam Ahmad dan Imam At-Thobroni.
2.       Kecelakaan besar akan menimpa umatku karena prilaku ulama Su’. HR. Imam AI-Hakim.

(Kedua Hadis di atas lihat Kitab Hadis : AL-JAMI’US- SHOGHIR. Oleh Imam As-Suyuthi).
Ulama Su’ artinya Ulama bermental-jelek.

Guru kami Al-Ustadz Djam'an, Kepala Madrasah Mu’allimin Al-Ulya pada tahun 1950-an, beliau menjelaskan Ciri-ciri Ulama Su’ di zaman modern dikenal dengan sebutan P4 :
P1.   Ulama-Penakut, takut mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Sebab :
1- takut kehilangan pengikut, 2- takut kehilangan kedudukan, 3- takut dianggap keras, dan 4- takut kehilangan income.
P2.   Ulama-Penjilat. Agenda hidupnya menjilat orang-orang kaya dan orang-orang berpangkat, tujuannya supaya dapat imbalan materi.
P3.   Ulama-Penipu. Ditipunya para pengikutnya dan masyarakat dengan berbagai macam kebohongan-kebohongan.
P4.   Ulama-Plintat-plintut. Tidak punya pendirian, yang penting kemana “Angin Bertiup” kesanalah arah hidupnya

Hadirin Rohimakumullah, Sikap Ulama P4 ini sangat bertentangan dengan Al Qur’an Surat Al- Baqoroh (2) : 147 : kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
الحق من ربك فلا تكونن من الممترين
Gara-gara ulah Ulama P4 maka tersesatlah dan celakalah umat Islam di negeri ini. Umat Islam hendaklah sadar dan membentengi - diri dengan jalan banyak belajar ilmu Agama mengikuti petunjuk
Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman orang-orang terdahulu (As-Salafus Sholih) dalam masalah aqidah, ibadah, perkataan dan perbuatan sehari-hari semata-mata karena mencari ridho Allah swt.

Ya Allah, kami mohon ampunan-Mu dari ucapan-ucapan kami yang tidak sama dengan perbuatan kami; dari segala kepura-puraan yang kami lakukan kepada sesama manusia, dari segala ilmu dan amal yang jadi tujuan kami, kemudian ditengah-tengah itu tercampur dengan sesuatu yang mengeruhkannya.

Idul Adha Karawang, 1432 Hijriah /  06 September 2011

Sumber Khutbah Idul-Adha “Ibadah Yang Ikhlas” Disadur dari Text Asli Tausiah KH Ahmad Husaini, Karawang

Text Asli Tausiah:


No comments:

Post a Comment